Well, for me, pada prakteknya, keseimbangan batin sebenernya membuat kita tetep pada batas ambang kewarasan. Bukannya berarti menjadi seperti manusia yang tidak mempunya perasaan (saking seimbangnya) - ya, gw pernah melihat yg seperti itu - dan itu menyebalkan juga!
Ada saatnya kita bisa tertawa terbahak2 menikmati kehidupan, tapi mesti diingat.. jangan sampai menangis dan putus asa berkepanjangan apabila diterjang permasalahan.
Ada saatnya kita menikmati indahnya percintaan, rasa sayang, rasa saling memiliki satu sama lain, tapi tetap diingat.. bahwa tiada hal yg kekal didunia, sehingga pada saatnya ketidak kekalan itu menghinggapi kebahagiaan, nikmat dan indahnya percintaan itu; kita tetap dibuat tersadar sehingga kita tetap kuat menjalani kelanjutan hidup ini
Ada saatnya kita bisa merasa letih dan lelah terhadap kehidupan ini, dan saat itulah keseimbangan batin akan menjadi "margin call" kita, bahwa semua itu harus tetap disadari sebagai bagian proses kehidupan.
Ada saatnya kita bisa tertawa terbahak2 menikmati kehidupan, tapi mesti diingat.. jangan sampai menangis dan putus asa berkepanjangan apabila diterjang permasalahan.
Ada saatnya kita menikmati indahnya percintaan, rasa sayang, rasa saling memiliki satu sama lain, tapi tetap diingat.. bahwa tiada hal yg kekal didunia, sehingga pada saatnya ketidak kekalan itu menghinggapi kebahagiaan, nikmat dan indahnya percintaan itu; kita tetap dibuat tersadar sehingga kita tetap kuat menjalani kelanjutan hidup ini
Ada saatnya kita bisa merasa letih dan lelah terhadap kehidupan ini, dan saat itulah keseimbangan batin akan menjadi "margin call" kita, bahwa semua itu harus tetap disadari sebagai bagian proses kehidupan.
No comments:
Post a Comment