Saturday, March 03, 2012

(1) Setiap tindakan mengkondisikan yang berikutnya

Minggu2 ini gue menjadi senang membaca, sebenernya ini hobi lama.. tapi sejak sibuk punya job side yg harus dikerjakan tiap malam, hobi gw itu menjadi turun prioritasnya di peringkat bawah. Saking bawahnya, tumpukan buku yang udah dikasih nyokap gue, gak sempet tersentuh-sentuh hihihi. Untungnya karena belakangan ini load jobside sudah menurun, daripada the time killing me, soo i better kill the time. Cieee ... !!

Setelah gue dibuat terinspirasi dan kagum setelah membaca biografi seorang Bhikkhu Jayamedho, kali ini buku yang sedang diusahakan utk dibaca habis adalah terjemahan Buddhism for Mother. Semoga bisa dibaca habis tanpa terselang buku lain, hahaha. Seperti yang terjadi pada buku Crucial Confrontation, udah terselang 2 buku. hihihi..

Baru 1/4 bagian gue baca dari buku Buddhism for Mother ini, dan sudah ada 2 cerita yg membuat gue terinspirasi. Penggalannya akan gw share disini.

All phenomena are interdependent

Your mother was always helping her friends. You see a mother in need, remember your own mother’s example and help your friend. It was easy enough to do and made you feel good so you help your friend again. Soon you start helping more friends and before you know it you have the character of a helpful person with a helpful person’s destiny ahead of you.

A relation makes a derogatory comment about your children. You feel overwhelmed by the injustice, the hypocrisy, of such a remark. Rather than let the unthoughtful comment pass, you bristle and rush to your children’s defense, creating tension between you and your relation. This happens again the next time you meet and your anger snowballs. Over time you become caught in the habit of reacting to someone whose comments are not worthy of a response and each time you do this your character hardens a little more into one that is ‘defensive’ and ‘easily offended’. This subtly affects the way people see you and treat you, as well as your own chances of finding calmness and happiness.

In both these examples, you have an experience which leads to a thought or feeling which you eventually act on. You repeat the action and establish a pattern which soon becomes a habit. Our habits form our character and our character determines our destiny
>>>>

Semua fenomena saling bergantungan

Ibu anda selalu menolong teman-temannya. Anda melihat seorang ibu yang membutuhkan pertolongan, Anda lalu teringat contoh dari ibu Anda sendiri, dan bantulah ibu tersebut. Itu adalah perbuatan yang mudah dan membuat Anda merasa lebih baik, jadi Anda menolong teman Anda lagi. Tak lama kemudia, Anda mulai menolong lebih banyak teman lagi, dan sebelum Anda menyadarinya, Anda telah mempunya karakter orang yang suka menolong, dengan masa depan dari seorang penolong di hadapan Anda.
Seorang saudara membuat komentar yang menghina tentang anak-anak Anda. Anda merasa diliputi ketidakadilan, kemunakfikan dari komentar tersebut. Daripada membiarkan komentar yang tidak berpengertian tersebut berlalu, Anda marah dan membela anak Anda, menciptakan ketegangan antara Anda dan saudara Anda. Hal ini terjadi lagi ketika Anda kembali bertemu dengannya, Anda menjadi terbiasa untuk memberikan reaksi terhadap orang-orang yang komentarnya tidak layak untuk ditanggapi dan tiap kali Anda melakukan ini, kepribadian Anda sedikit lebih mengeras menjadi yang "penuh perlawanan" dan "mudah tersinggung". Hal ini secara perlahan akan mempengaruhi cara orang-orang memandang dan memperlakukan anda, dan mempengaruhi kesempatan Anda sendiri dalam menemukan ketenangan dan kebahagiaan.

Dalam kedua contoh tersebut, Anda mempunya pengalaman yang mengarah ke pemikiran atau perasaan yang mana akhirnya Anda bereaksi terhadapnya. Anda mengulangi perbuatan tersebut, membangun suatu pola yang segera akan menjadi suatu kebiasaan. Kebiasaan kita membentuk karakter, dan karakter menentukan masa depan kita.

Pikiran terbentuk menjadi perkataan,
Perkataan menjadi perbuatan;
Perbuatan berkembang menjadi kebiasaan;
Dan kebiasaan membentuk karakter.
Maka, perhatikanlah pikiran serta jalannya pikiran dengan penuh perhatian,
Dan biarkanlah pikiran berkembang dari cinta kasih.
Lahir atas dasar keprihatinan terhadap semua mahluk.


 ***



2 comments:

sangat mujarap said...

sangat bagus juga artikelnya ,....

Obat terkena hiv aids said...

boleh juga nih buat di pelajari, ..